Beda Mawaddah dan Mahabbah. Manakah yg lebih menguatkan dari riba?
Tentang sakinah sudah saya bahas. Lihat di sini. Selanjutnya, suami istri yang berhasil membangun sakinah, akan dilimpahkan mawaddah wa rahmah. Artinya: tanpa sakinah, tidak akan merasakan mawaddah wa rahmah.
Kita tuliskan lagi ayatnya.
وَمِنْ اٰيٰتِهٖۤ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَا جًا لِّتَسْكُنُوْۤا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰ يٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir."
(QS. Ar-Rum 30: Ayat 21).
Sekarang kita bahas mawaddah. Artinya: cinta. Apa bedanya dengan mahabbah? Keduanya bermakna sama: cinta. Tapi mawaddah lebih hebat ketimbang mahabbah.
Akar kata mahabbah adalah huruf ”haa” dan ”baa”, sama dengan kata ”habbatun” yang berarti biji atau tunas juga berakar kata huruf ”haa” dan ”baa”. Lihat Qs.2:261
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَا لَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَا بِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَا للّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَآءُ ۗ وَا للّٰهُ وَا سِعٌ عَلِيْمٌ
"Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 261)
Saya pahami dari keterkaitan antara dua makna habbah, yaitu cinta dan biji/tunas, mahabbah terkait pada cinta yang berkenaan dengan fisik, hasrat berkembang biak, menjadi banyak.
Ayat berikut ini juga memberi isyarat itu. Mahabbah: cinta terkait fisik.
زُيِّنَ لِلنَّا سِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَآءِ وَا لْبَـنِيْنَ وَا لْقَنَا طِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَا لْفِضَّةِ وَا لْخَـيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَا لْاَ نْعَا مِ وَا لْحَـرْثِ ۗ ذٰلِكَ مَتَا عُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۚ وَا للّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰ بِ
"Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 14)
Lingkup mahabbah hanya sebatas cinta pada kenikmatan fisik, materi. Sedangkan mawaddah melingkupi cinta pada sebuah konsep, cinta pada sebuah visi. Mawaddah dirasakan antar mereka yang beriman, meski bukan suami-istri.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمٰنُ وُدًّا
"Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak (Allah) Yang Maha Pengasih akan menanamkan rasa kasih sayang (dalam hati mereka)."
(QS. Maryam 19: Ayat 96)
Orang-orang beriman saling mencintai (Mawaddah) karena adanya rasa nyaman dan kecocokan di antara mereka. Konsep iman dan amal Sholeh yang membuat mereka saling mencocoki.
Kalau sudah Mawaddah pasti Mahabbah. Sebaliknya, Mahabbah saja belum tentu Mawaddah. Karena itu banyak suami istri bercerai gara-gara riba. Cinta mahabbah hanya soal materi.
Ada yang bertanya: Pak Tris, kasih kiat dong bagaimana mencari calon istri. Saya jawab: kiatnya cuma 2 saja:
1. Anda harus punya visi misi hidup
2. Carilah calon istri yang mau mendukung visi misi Anda.
Atau jika anda masih bingung soal visi misi, lakukan dua ini juga:
1. Carilah istri yang punya visi misi
2. Dukung calon istri anda itu.
Jika visi misi suami-istri menarik dan sesuai dengan agama, mereka berdua akan nempel terus. Ikut berjuang bersama. Mawaddah.
Saya lihat di Klinik Riba, banyak yang datang bersama pasangan mereka. Memang tidak boleh sendiri. Ada suami mau bebas riba tapi ga mau bilang ke istrinya. Tidak bisa begitu.
Keluarga sakinah mawadah wa rahmah koq kena riba? Keluarga samara memangnya bukan tanpa masalah. Masalah itu akan selalu datang. Bedanya pada soal bagaimana merespon masalah. Pada keluarga samara, bisa saja sorenya bertengkar, tapi besok paginya sudah keramas lagi.
Sudah ya saya tidak bisa panjang menulis. Ini juga saya maksain karena target satu hari satu postingan. Saya maksain menulis meski dalam kondisi meriang. Apa karena temanya tentang cinta jadinya saya meriang? Minum madu dulu deh, semoga hilang meriangnya dan besok pagi saya juga bisa ikut keramas. Insya Allah aamiin.
Klik di sini untuk melihat katalog harga madu murni


Komentar
Posting Komentar